Transfer Zakat, Infak dan Sedekah anda ke rekening BJB 0102083091100 a.n. MUSHOLLA AL IKHLAS dan kirim bukti ke 0816109966
Di penghujung 10 hari pertama bulan Ramadhan 1441H ini, suasana Ramadhan masih terasa sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terutama karena masih belum selesainya situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Pandemi Covid-19 yang belum selesai ini memaksa pemerintah pusat dan daerah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), termasuk juga sebagaimana yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang, dimana musholla Al Ikhlas ini berdomisili.
PSBB ini berupa himbauan untuk masyarakat agar mempraktekkan pembatasan jarak saat bersosialisasi dengan masyarakat (social distancing). Dihimbau untuk menjaga jarak minimal 1 meter saat berdekatan dengan orang lain, dan sebaiknya lebih dari itu. Hal ini karena menurut beberapa klaim hasil penelitian ahli kesehatan yang juga masih terus berkembang, bahwa virus yang dinamai Covid-19 ini bisa menular antara satu orang ke orang lainnya yang berdekatan. Virus ini dikatakan memerlukan media penularan berupa butiran cairan (droplet) ataupun lendir dari orang yang sudah tertular. Butiran cairan yang paling umum tersebar adalah dari air liur manusia yang bisa terbang keluar dari mulut pada saat berbicara, apalagi batuk ataupun bersin-bersin. Dan cairan ini dapat terbang hingga 1 meter atau bahkan lebih jauh, tergantung seberapa kuat lompatan cairan maupun udara pendorong yang keluar dari mulut orang yang sudah tertular dan menjadi pembawa virus.
Dalam hal menghindari penularan dari terbangnya droplet ini dan masuk ke tubuh orang lain, disarankanlah untuk menjaga jarak aman minimal 1 meter atau lebih. Walaupun pada perkembangannya, beberapa klaim penelitian lanjutan mengatakan bahwa virus ini bahkan dapat terbang dan menulari orang lain dengan jarak yang lebih jauh. Juga ada klaim bahwa virus ini tidak hanya menumpang pada cairan saja, tapi juga dapat menumpang pada partikel yang lebih kecil di udara. Klaim penelitian lanjutan ini bisa berarti bahwa jarak 1 meter adalah tidak cukup aman, karena bahkan virus bisa terbang hingga 5 sampai dengan 6 meter jauhnya dari sumber penularan. Dan dengan klaim lanjutan ini, bisa berarti bahwa siapa pun yang berada di sekitar pembawa virus akan berpotensi besar untuk tertular. Apalagi apabila pembawa virus dan orang lainnya berada dalam satu ruangan yang sama, bahkan untuk waktu yang cukup lama.
Oleh karena adanya klaim hasil penelitian di atas itulah maka pemerintah pusat dan daerah, dan dengan fatwa tambahan dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) pusat maupun cabang-cabangnya, menghimbau masyarakat untuk sementara meniadakan kegiatan Shalat Jum'at dan juga Shalat Sunnah Tarawih tahun ini. Hal inilah yang membuat perbedaan suasana Ramadhan 1441H tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Kemeriahan / semarak Ramadhan, kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan syiar Islam dalam suasana Ramadhan tahun ini banyak berkurang bahkan hampir tidak terdengar. Masyarakat dan umat Islam dihimbau untuk menghidupkan malam-malam ramadhan di kediaman masing-masing dan meniadakan kegiatan-kegiatan berkumpul di masjid dan musholla dalam prosesi-prosesi ibadah wajib maupun sunnah selama ramadhan kali ini.
Ramadhan 1441H malam kedua - jamaah wanita di lantai bawah
Berkaitan dengan implementasi PSBB dan himbauan-himbauan tersebut, suasan Ramadhan 1441H di Musholla Al-Ikhlas pun terasa berbeda, dengan berkurangnya jamaah shalat tarawih di malam-malam awal Ramadhan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang bahkan meluber sampai ke jalanan di depan musholla dan teras warga, maka tahun ini ruang bangunan musholla sudah cukup menampung jamaah shalat tarawih. Sebagai bentuk kehati-hatian berkaitan dengan Covid-19 dan bagaimana cara virus tersebut bisa menulari orang lain, maka barisan / shaft jamaah dibuat berjarak satu dengan lainnya. Bertolak belakang dengan saat normal yang biasanya disunnahkan untuk lurus dan rapat, sampai dengan tumit kaki jamaah yang satu bersentuhan dengan tumit kaki jamaah di sampingnya. Jamaah wanita shalat di lantai bawah. Agar jamaah wanita bisa melihat situasi imam, maka dipasang kamera CCTV dan ditampilkan di lantai bawah menggunakan proyektor di sisi sebelah kiri mihrab/tempat imam di lantai bawah.
Ramadhan 1441H malam kedua - jamaah laki-laki di lantai atas
Beruntung bahwa di Ramadhan 1441H ini, lantai atas musholla sudah bisa digunakan untuk shalat berjamaah secara fungsional. Karenanya pada saat pelaksanaan shalat isya dan kemudian shalat tarawih di malam-malam awal ramadhan, yang jamaahnya banyak, maka jamaah laki-laki shalat di lantai atas musholla. Dengan pembagian ini, maka praktek pembatasan jarak aman bisa diterapkan, sehingga jamaah satu tidak terlalu berdekatan dengan jamaah lainnya. Dan tentunya dalam prosesnya, pengurus musholla dan juga imam shalat selalu mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain dalam masa pandemi Covid-19 ini. Selain menjaga jarak, juga diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan, menyempurnakan wudhu dan cuci tangan dengan sabun ataupun cairan disinfektan, dan juga menggunakan masker.
Selain ikut mensosialisasikan metode pencegahan penularan dan mengurangi penyebaran Covid-19 sebagaimana yang selalu diingatkan pemerintah pusat, daerah dan aparat setempat, musholla juga mengingatkan bahwa praktek tersebut adalah sebagai bentuk tawakkal kita kepada Allah SWT. Adalah benar bahwa apapun yang sudah dan akan terjadi adalah selalu merupakan takdir Allah yang sudah digariskan dan ditetapkan beribu-ribu tahun sebelum manusia diciptakan. Namun manusia tidak boleh berhenti berusaha di dalam hidupnya untuk berbuat kebaikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Usaha inilah yang harus dilakukan oleh setiap manusia sebelum tawakkal dan berserah diri sepenuhkan pada takdir Allah.
Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT, dan senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan, serta terhindar dari adzab Allah di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاءَ وَ البَلاءَ وَ الوَبَاءَ وَ الفَحْشَاءَ وَ المُنْكَرَ وَ السُيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَ الشَّدَائِدَ وَ المِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هذَا خَاصَّةً وَ مِنْ بَلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
“Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan, cobaan hidup, penyakit-penyakit wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”